Selamatkan Telur Penyu
Kepulauan Selayar dengan kampung penyunya, bakal menjadi benteng habitat penyu. Selain itu, kepulauan Selayar juga melestarikan sastra lisan "Batti-batti".
ILHAM WASI
Selayar
Pelestari penyu tetap beraktivitas seperti biasanya. Berkebun kelapa, atau melaut. Jika, musim telur penyu tiba. Mereka menyelingi aktivitas dengan mencari telur penyu. Memindahkannya ke tempat penakaran. Ketika bergerak di malam hari. Para pelestari biasanya duduk di tepi pantai menunggu naiknya induk penyu ke darat.
Ketika pukul 20.00 wita hingga dini hari mereka akan mengawasi gerak penyu. Menyalakan senter dan menyorotkannya ke arah laut tidak dibolehkan. Cahaya bisa menggangu proses bertelurnya. Penyu bisa kembali ke laut sebab kondisinya terancam. "Menunggu saja hingga dini hari. Ketika penyu telah bertelur baru dipindahkan sebelum pagi. Jika terkena matahari telur-telur bakal rusak," ungkap Datu.
Mereka paham betul masa-masa bertelurnya biota laut itu. Penyu juga mesti diberi rasa aman. Paling kurang 700 butir telur yang ditakar. Pemindahan telur tersebut juga menghindari dari abrasi pantai. Adanya, penakaran telur penyu memberi tujuan positif. Kerap tujuan ekoswisata. Para wisatawan bisa melihat proses penakarannya.
Di lokasi tersebut, diberlakukan sistem donasi.Wisatawan yang datang berdonasi khusus. Peruntukannya untuk biaya penakaran. "Ada yang berdonasi meminta melepas penyu. Donasinya pun tak ditentukan. Jika berdonasi telah ikut melestarikan," ujar Datu.
Penyu paling besar bisa mencapai berat ratusan kilogram. Selain itu, usia penyu bisa mencapai ratusan tahun. Saat melepas tukik. Usia untuk bertelur pun pada usia 30 tahun. "Penyu memiliki instin yang tinggi, ketika dilepas mesti diarahkan ke darat, agar tahu di mana dia berasal," ungkap Datu.
Konon, mitos yang berkembang di kampung tersebut. Telur penyu memiliki kasiat yang tinggi. Menurut, Datu, telur penyu bisa meningkatkan stamina bagi laki-laki. "Itu mitosnya, akan tetapi tak lagi sekarang," ujarnya.
Saat pelestarian penyu di buat. Kampung penyu kini dijadikan sebagai ekowisata. Penyelamatan telur penyu untuk melestarikan penyu-penyu langka. Penyu yang hidup didaerah tersebut diantaranya jenis penyu Lekang Abu-abu, Hijau, dan Sisik.
Selain itu, menyambut musim angin barat yang diprediksi terjadi Desember hingga Februari. Mereka membuat kolam dengan ukuran 15 x 30 meter untuk penyu besar. Kadang ada penyu yang terdampar saat musim tersebut. Makanya, dibuatkan kolam untuk mengantisipasi penyu yang terdampar. Datu berharap, adanya penyelamatan telur penyu bisa menjadikan daerah tersebut daerah penelitian untuk tujuan pendidikan. "Kampung penyu ini diharapkan mampu pusat penelitian soal penyu," pungkasnya.
Lawatan, kampung penyu merupakan dari penyelenggaraan Sail Indonesia 2014 dan Takabonerate Island (TIE) Expedition VI Kepulauan Selayar. Di kepulauan itu pula, pertunjukan tradisi juga memikat. Kuatnya tradisi sastra lisan saat ini masih terjaga. Tradisi sastra lisannya yaitu "Batti-batti".
Dua alat petik, Gambus dimainkan oleh Patta Nasra, 31 tahun dan Dahalin 50 tahun. Keduanya fokus bermain, memetiknya suara khas. Iramanya mengalir dipadukan dengan rabana. Giliran Pabbatti (penyanyi dengan bahasa daerah), Supriadi 50 tahun dan Ati 35 tahun saling berbalas kata-kata. Kisah yang diangkatnya soal percintaan sepasang kekasih. Seorang perempuan dikecewakan. Memustuskan kekasihnya karena perselingkuhan. Saat sang lelaki sadar, kembali ia memburu pujaan hatinya. Kadang kisahnya berakhir dengan romantis atau sebaliknya. "Cerita yang di angkat baru dijalankan saat di atas panggung. Tak mesti ada latihan khusus," beber Ati, perempuan yang meneruskan jejak keluarganya.
Komentar
Posting Komentar