Dipromosikan Lewat Dokar
ILHAM WASI
Bioskop telah menjadi daya tarik sendiri dalam memajukan dunia hiburan khususnya dunia perfilman. Kejayaan film bisa dilihat dari seberapa besar masyarakat yang datang menonton di bioskop.
Bioskop pernah merajai tanah air. Bahkan, hingga tersebar di seluruh Indonesia khususnya di Sulsel sendiri. Bioskop itu salah tempat hiburan yang disenangi masyarakat. Menurut, Iwan Azis, Kejayaan itu bisa terlihat pada masa-masa tahun 1970-1990-an di daerah. "Bioskop dulu ada Benny, Sirene, Murni,Samporna, AA, Roksi," sebutnya.
Ada bioskop yang dinamai menggunakan nama daerahnya sendiri. "Dunia perfilman juga berjaya, saat itu juga hampir semua daerah di Sulsel memiliki layar tayang," ujar Produser Tujuh Delapan Enam Productions ini
Bioskop itu tempat pertunjukan, dengan menyorot layar. Kadang di daerah menyulap sendiri, dengan menarik karcis, atau bahkan di gelar ruang terbuka," kenang Produser Tujuh Delapan Enam Productions ini, Iwan Azis.
Iwan membeberkan bioskop hampir di daerah dan bisa dinikmati di kota lainnya selain Makassar. "Ada juga gudang yang di buat permanen untuk bisokop. Bahkan, cara sosialisasinya menggunakan dokar dengan musik, atau mobil pick up keliling untuk sosialisasi," ujar lelaki berusia 68 tahun ini.
Hal juga dilihat tahun 1970-an di dunia perfilman di Sulsel juga produktif. "Di era tersebut daerah kota-kota besar di Sulsel itu, memiliki tanyangan bioskop. Bioskop menjadi bagian dari hiburan, bahkan tahun 1970-an ada Persatuan Film Layar Tancap di Sulsel, dan banggalah orang kalau ada pesta ada layar tancap," kenang Mantan Ketua Film Layar Tancap ini.
Selain itu, saat ini ia menilai saat ini daya serap penonton di daerah menurun. "Saat ini ada yang studi0 21 dan XXI, yang membuat lebih modern, yang menguasai secara utuh secara nasional. Penonton kota itu lebih menikmati suasana," ujarnya.
Sementara itu, paragidma masyarakat melihat bioskop bukan hanya tempat menonton film. Akan tetapi, sebagai hiburan atau rekreasi, bahkan juga sebagai gaya hidup. "Masyarakat yang datang menontong biasanya mencari kenyaman saat menonton dan tidak ingin kehilangan momen film yang terbaru,"ujar Manager Cinema 21 dan XXI Mal Ratu Indah (MaRI), Ahmad Yani.
Selain itu, Ahmad Yani mengatakan jumlah bioskop di Makassar sendiri sebanyak 5 bioskop dengan 25 teater (layar). "Kalau jumlah di Indonesia, sekitar 160 bioskop dan 170 layar di Indonesia dan studio 21 sendiri ada di kota ini sejak 15 Desember 1989," tandasnya.
Menurut, Ahmad jumlah penonton yang menikmati film di bioskop relatif. Bergantung dari kualitas film yang dicarinya. "Kalau ada film baru bagus, yah ramai. Saingannya saai ini mudahanya mengakses di dunia maya, dan beredar video bajak dan itu juga menjadi kekhawatiran," ungkapnya.
Kepala Bidang Hotel dan Hiburan, Dinas Pendapatan Daerah Kota Makassar, Syarifuddin Saleh, mengatakan dulu juga bioskop Makassar Teater tapi tak lagi beroperasi. "Saat ini ada lima bioskop yang berada di M Tos, Trans Studio, MaRI, dan dua Mal Panakukang, yang terdata untuk pajak hiburan," ujarnya.
Selain itu, bioskop juga memberi kontribusi yang besar dalam pendapatan daerah. "Hiburan itu sudah termasuk cafe, rumah bernyanyi, bioskop, dan pagelaran seni, serta hiburan lainnya,". ujarnya.
Ditahun 1971 data yang diperoleh FAJAR, di Makassar terdapat bioskop yang tercacat oleh pemerintah kota Makassar diantaranya Bioskop Istana, Benteng, Madya, Anda, Ratu, Artis, dan Dewi. (*)
Komentar
Posting Komentar