Membiasakan diri untuk beradaptasi dilingkungan baru
pasti cukup sulit. Namun, sesulit apapun cepat atau lambat, beradaptasi harus
cepat dilakukan.
Akrab dengan pelajar asal Malaysia
yang belajar di Unhas, seperti apa cerita mereka?
Siang
sekitar pukul 12.30. Saat mahasiswa kedokteran unhas sedang beristirahat. Ada
yang memilih duduk dikoridor fakultas tersebut dan juga yang terlihat mahasiswa
mendatangi kantin untuk makan siang.
Untuk bertemu dengan pelajar
Malaysia. Ada ciri yang melekat pada mereka. Sehingga, mudah untuk
menenebaknya. "Biasanya mereka menggunakan baju Kurung (baju Khas
Melayu)" ungkap Wiwi salah satu mahasiswa Kedokteran yang mengarahkan
kami."
Di
Lantai 3 biasanya mereka berkumpul. Terlihat beberapa di antara mereka duduk di
depan kelas.Rasa canggung,untuk memulai menyapa. harus cepat diabaikan.
"Dari
Fajar yah" ungkap perempuan berkaca mata itu menyapa kami. Namanya ana
salah satu Mahasiswa Asal negeri Jiran yang menuntut Ilmu di Indonesia.
"Bisa
berbahasa Indonesia" kataku. "bisa Sedikit-sedikit". Mulai di
ajak ke ruang kelas GA 310 dan memanggil beberapa rekannya untuk
berbincang.
Hani,
salah satunya.Perempuan kelahiran selagor, 30 september 1992, Mulai bercerita
"susah waktu pertama di sini, bahasa beda dialek dan makanan sini sedikit kering, tidak
berkuah, kalau di Malaysia tu makanannya berkuah. Tapi, karena sudah 3 tahun di
sini sudah bisa mengerti dikit-dikit bahasa sini" Ungkap perempuan berbaju
kurung hijau tersebut.
Baju
kurung pun menjadi pilihan utama "jarang pake celana, aturan di sini harus
pake rok. makanya, sekarang gunakan baju kurung. Yah, sekaligus panjang sopan
dan sudah menjadi kebiasaan menggunakan baju ini. Kalau di Malaysia baju kurung
biasanya digunakan saat ada acara, atau hajatan"
Berbeda
halnya dengan Ana. Punya cerita tersendiri selamanya di sini "kami suka
di sini, kami suka belajar,di sini teman-teman banyak membantu. waktu di
awal-awal memang susah adapatisi. Jadinya, Poinnya (IPK) kurang" ungkapnya
dengan logat Melayu.
Para
pelajar Malaysia, umumnya adalah penerima Beasiswa pemerintah Malaysia.
Namun,untuk ikut kuliah di Indonesia.Mereka harus menempuh pendidikan persediaan
masuk perguruan tinggi selama satu tahun. Setelah dinyatakan lulus, baru kami
terbang kemari " ujar Hani menambahkan.
Di balik
semua itu ada harapan besar untuk menjadi seorang dokter. mereka akan menempuh
pendidikan di Unhas selama 5 Tahun, 3 Tahun Kuliah dan 2 tahunnya Koas
(pendidikan spesialis).
Makanya,Untuk
mengingat keluarga dan kampung halaman, mereka pun punya cara tersendiri untuk
mengobati rindu "kami biasa masak sendiri, kue rengas, kria, onde-onde, dan
lain-lain" lewat memasak itulah rasa rindunya sedikit terobati.
Makanan
Khas kami jual ke teman-teman di rusunawa. Sebenarnya bukan untuk mencari biaya
tetapi menawarkan penawar rindu akan kampong halaman.
Pengalaman
lain yang diceritakan "waktu naik taksi pertama kalinya di Makassar
"bercerita soal waktu naik taksi" perbedaan bahasa membuatnya susah
dalam berkomunikasi " Pak Pusing" supir taksinya kaget "Pusing”
di kira pusing karena muntah. Tapi, kan kalau bahasa Malaysia Pusing itu artinya
berputar". kenangnya. (*)
*)catatan--== Akrab dengan mereka
Komentar
Posting Komentar