Ada sebelas kecamatan di Kabupaten Mamuju. Dua diantaranya masih terisolasi kecamatan Bonehau-Kalumpang sempat ditelusuri.
ILHAM WASI
Kalumpang
Saya menelusuri jalan di dua kecamatan itu selama dua hari, Sabtu-Minggu, (14-15 Mei 2016). Memang terasa sulit untuk menjangkau lokasi keduanya wilayah itu.
Jangan berharap menemukan jalan rabat beton atau aspal, yang ada hanya kubungan-kubungan lumpur, serta kerikil-kerikil yang dilalui.
Jaraknya kurang lebih 100 KM dari Kota Mamuju menuju ke timur ke barat dari Kecamatan Kalukku-Bonehau-Kalumpang.
Menempuh dengan roda dua, di Kecamatan Kalukku, jalan porosnya mulus. Namun, saat Bonehau-Kalumpang jalan-jalan rusak ditemui. Karena infrastruktur jalan masih rusak sehingga hampir kurang lebih 330 menit lamanya dihabiskan di jalan. Itu sudah terhitung waktu untuk istirahatnya.
Saat di jalan saya menghitung tiga jembatan ambruk dari jalan poros Kecamatan Bonehau-Kalumpang, 14 Mei 2016. Namun, jembatan ambruk itu panjang kurang dari 5 meter. Memang sudah bisa dilalui sebab ditutupi meterial kerikil dan tanah.
Dicatat ada 12 jembatan mulus, ada 3 jembatan panjangnya di atas 5 meter bisa dilalui, namun lantainya dari kayu. Dan sedikitnya ada 18 sungai dilalui, 3 tergolong lebarnya diatas 5 meter, 15 berupa anak-anak sungai. Namun, bila hujan tiba, sungai pun terasa sulit dilalui.
Ketua Adat (Tobara') Masyarakat Tanalotong, Eli Sipayo mengakui akses ke Kalumpang belum cukup bagus. Terkadang cerita warga, bila naik ojek biaya yang dibutuhkan cukup mahal.
Bisa sampai bayar Rp300 ribu untuk berangkat ke Kota Mamuju, dan bila ditotal Rp600 ribu. Namun, masyarakat memilik naik mobil lebih murah Rp100 ribu. "Dahulu pernah ada Damri, tetapi saat ini tidak ada lagi karena jalan," ungkapnya.
Namun, baginya jalan ke Desa Kalumpang sudah cukup. Akan tetapi, yang diinginkan pemerataan pembangunan. "Utamanya sumber daya manusia (SDM), khususnya guru, karena ada sekolah masih yang kekurangan guru," ujarnya. (harian fajar*)
ILHAM WASI
Kalumpang
TANPA JEMBATAN. Sungai Desa Kalumpang Kecamatan Kalumpang,
Mamuju, Sulbar.
|
Jangan berharap menemukan jalan rabat beton atau aspal, yang ada hanya kubungan-kubungan lumpur, serta kerikil-kerikil yang dilalui.
Jaraknya kurang lebih 100 KM dari Kota Mamuju menuju ke timur ke barat dari Kecamatan Kalukku-Bonehau-Kalumpang.
Menempuh dengan roda dua, di Kecamatan Kalukku, jalan porosnya mulus. Namun, saat Bonehau-Kalumpang jalan-jalan rusak ditemui. Karena infrastruktur jalan masih rusak sehingga hampir kurang lebih 330 menit lamanya dihabiskan di jalan. Itu sudah terhitung waktu untuk istirahatnya.
Saat di jalan saya menghitung tiga jembatan ambruk dari jalan poros Kecamatan Bonehau-Kalumpang, 14 Mei 2016. Namun, jembatan ambruk itu panjang kurang dari 5 meter. Memang sudah bisa dilalui sebab ditutupi meterial kerikil dan tanah.
Dicatat ada 12 jembatan mulus, ada 3 jembatan panjangnya di atas 5 meter bisa dilalui, namun lantainya dari kayu. Dan sedikitnya ada 18 sungai dilalui, 3 tergolong lebarnya diatas 5 meter, 15 berupa anak-anak sungai. Namun, bila hujan tiba, sungai pun terasa sulit dilalui.
Ketua Adat (Tobara') Masyarakat Tanalotong, Eli Sipayo mengakui akses ke Kalumpang belum cukup bagus. Terkadang cerita warga, bila naik ojek biaya yang dibutuhkan cukup mahal.
Bisa sampai bayar Rp300 ribu untuk berangkat ke Kota Mamuju, dan bila ditotal Rp600 ribu. Namun, masyarakat memilik naik mobil lebih murah Rp100 ribu. "Dahulu pernah ada Damri, tetapi saat ini tidak ada lagi karena jalan," ungkapnya.
Namun, baginya jalan ke Desa Kalumpang sudah cukup. Akan tetapi, yang diinginkan pemerataan pembangunan. "Utamanya sumber daya manusia (SDM), khususnya guru, karena ada sekolah masih yang kekurangan guru," ujarnya. (harian fajar*)
Komentar
Posting Komentar