Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2014

Bakar Semangat Kebersamaan di Pesta Panen Raya (1)

Kebersamaan, dan semangat gotong royong diperlihatkan oleh warga polongbangkeng. Rasa persaudaraan itu di perlihatkan saat   mempersiapkan pesta Panen Raya atas kesyukuran pada Tuhan bisa memanen hasil pertanian mereka 30 Maret 2014. Rakyat Polongbangkeng Utara umumnya   adalah para petani, menggarap sawah yang untuk ditanami padi, buah-buahan, dan sayur-sayuran sebagai mata pencaraian pokok. Mari melihat seperti apa persiapan hajatan panen raya mereka? Barugaya merupakan salah satu dari sembilan desa yang bergabung dalam Serikat Tani Polongbangkeng (STP). Di antaranya Desa Komara, Timbuseng, Lassang Barat, Toata, Kampung Beru, Massamaturu, Balangtananyya, Balla Parang. Untuk mengunjungi desa tersebut, dari Makassar kita akan menuju arah Takalar. Dekat perbatasan Gowa-Takalar, cukup berbelok kiri, memasuki Gerbang Pabrik Gula PT. Perkebunan Nusantara (PTPN) XIV Takalar. Cukup 30 menit saja waktu tempuh untuk sampai ke sana.             Selama perjalanan, kita akan melihat

Mak Lapar…!, Anak-anak Pun Turut Bermain Teater di Panen Raya Takalar

Bumi tempat kita berpijak, tanah tempat kita menanam. Maka, rasa syukur itu patut kita panjatkan kepada-Nya. Ilham Wasi Barugaya Negara kita kaya akan hasil bumi, tidak salah jika dikatakan negara yang agraris. Oleh karena itu,   para petani polongbangkeng, mengadakan Pesta Panen sebagai ruang silaturahmi dan luapan kegembiran atas panen yang melimpah. Biasanya pesta panen digelar diselenggarakan dengan cara mappadendang. Namun, beda tempat beda kebiasaan. Di Barugaya perbedaan itu bisa kita temukan. Bagaimana prosesinya? Pertanyaan itulah yang membuat saya betah untuk tetap menunggu hajatan tersebut di gelar. Pagi sekira pukul 10.00 wita, matahari cerah, ribuan rakyat berkumpul di lokasi yang berada di tengah sawah.   Tunrung pakkajara (pukulan gendang Makassar), suara pui-pui mengalir mengawinkan irama kesyukuran tanda prosesi dimulai. Iringan sebelas traktor   dompeng (traktor tangan yang menggandeng gerobak, biasanya juga digunakan untuk mengangkut hasil panen)

Fokus dengan Kuliah, tak Boleh Terlibat Aktivitas Politik

    Pelajar negeri tetangga yang menimba Ilmu di Indonesia khususnya di Makassar. Jika, kembali akan mengabdi di Negara Asalnya. Ilham Tamalanrea     Awan tampak mendung,gemiris turun, tapi tak begitu lama. Tiga orang datang di kedai kopi Phoenam, Bumi Tamalanrea Permai (BTP).     Penulis telah mengatur jadwal pada pukul 14.00 wita untuk bertemu (4 Maret 2014).Para dokter muda tersebut berasal dari Malaysia. Mereka pelajar yang menempuh pendidikan kedokteran di Unhas.     Kami berkenalan, lalu saling mempersilakan duduk.     Perbincangan kami bungkus dengan santai. Memesan teh, dan Jus untuk membuat suasana lebih nyaman ketika berbincang.     Vishnu Raj, Cantru, dan Vijayankumaran. lelaki asal negeri Jiran tetapi berdarah India. Memang mereka berkebangsaan Malaysia karena lahir besar di sana.Tetapi, secara genetik orang tuanya berasal dari India, dan menetap di Malaysia.     "kakek kami dari tamil. Sebuah suku di India yang menurut cerita orang tua kami, mulai berpindah ke Malays

Onde-Onde Penawar Rindu pada “Malaysia”

Membiasakan diri untuk beradaptasi dilingkungan baru pasti cukup sulit. Namun, sesulit apapun cepat atau lambat, beradaptasi harus cepat dilakukan.             Akrab dengan pelajar asal Malaysia yang belajar di Unhas, seperti apa cerita mereka?             Siang sekitar pukul 12.30. Saat mahasiswa kedokteran unhas sedang beristirahat. Ada yang memilih duduk dikoridor fakultas tersebut dan juga yang terlihat mahasiswa mendatangi kantin untuk makan siang. Untuk bertemu dengan pelajar Malaysia. Ada ciri yang melekat pada mereka. Sehingga, mudah untuk menenebaknya. "Biasanya mereka menggunakan baju Kurung (baju Khas Melayu)" ungkap Wiwi salah satu mahasiswa Kedokteran yang mengarahkan kami."             Di Lantai 3 biasanya mereka berkumpul. Terlihat beberapa di antara mereka duduk di depan kelas.Rasa canggung,untuk memulai menyapa. harus cepat diabaikan.             "Dari Fajar yah" ungkap perempuan berkaca mata itu menyapa kami. Namanya ana salah s