I
di trotoar
semua berkumpul
sambil menyapa malam.
tentang hidup yang butuh sepotong nasi.
dari cerita, masa lampau.
dari kisah para kaum marjinal
yang tinggal dan dibisukan.
II
di trotoar
itu pula, para penjaga malam
sedang menanti tamu
yang menjambanginya
sambil menawarkan jasa bihari
pelampiasan tamu
yang dikenalnya semalam.
tak peduli
siapa!
.
bahkan jika kau sepi
datanglah padanya.
dan sehabis menyantap sajian malam
kau sibuk merapikan bekas kebuasanmu
lalu pergi
dan melambaikan tangan.
terima kasih untuk malam ini
terimalah imbalanmu.
sambil tersenyum menyembunyikan bekas luka
di dadanya. tak terpikir untuk hidup seperti ini.
III
di trotoar
ini juga, hidup dicari
dengan berdagang mengharap pembeli
serupiah pun berharga
dan setiap saat kau datang menghancurkan
tenda-tenda tempat kami berteduh.
kemudian
menitipkan surat "demi keindahan jalan"
...
IV
DI SIMPANG JALAN ITU
KAMI BERKUMPUL
DENGAN AMARAH YANG TERBAKAR
SAMBIL MENERIAKKAN
REVOLUSI.!
23/08/11
ILHO,
KEPD SASTRA TROTOAR
di trotoar
semua berkumpul
sambil menyapa malam.
tentang hidup yang butuh sepotong nasi.
dari cerita, masa lampau.
dari kisah para kaum marjinal
yang tinggal dan dibisukan.
II
di trotoar
itu pula, para penjaga malam
sedang menanti tamu
yang menjambanginya
sambil menawarkan jasa bihari
pelampiasan tamu
yang dikenalnya semalam.
tak peduli
siapa!
.
bahkan jika kau sepi
datanglah padanya.
dan sehabis menyantap sajian malam
kau sibuk merapikan bekas kebuasanmu
lalu pergi
dan melambaikan tangan.
terima kasih untuk malam ini
terimalah imbalanmu.
sambil tersenyum menyembunyikan bekas luka
di dadanya. tak terpikir untuk hidup seperti ini.
III
di trotoar
ini juga, hidup dicari
dengan berdagang mengharap pembeli
serupiah pun berharga
dan setiap saat kau datang menghancurkan
tenda-tenda tempat kami berteduh.
kemudian
menitipkan surat "demi keindahan jalan"
...
IV
DI SIMPANG JALAN ITU
KAMI BERKUMPUL
DENGAN AMARAH YANG TERBAKAR
SAMBIL MENERIAKKAN
REVOLUSI.!
23/08/11
ILHO,
KEPD SASTRA TROTOAR
Komentar
Posting Komentar